Pada tulisan Kembali ke Al-Qur'an Menurut Sunnah Rasul Part-5 telah disampaikan bahwa  kemenangan Al-Qur’an menurut sunnah Rasul kurun pertama selesai sudah pada tahun 632 M. Nabi Muhammad dan Khulafaur Rasyidin serta orang-orang yang benar-benar ber-IMAN sudah wafat meninggalkan warisan Iman ialah pandangan dan Sikap Hidup. Kemudian selera massa dikala itu berubah kembali ke arah ajaran Yahudi yang sudah lama terpendam oleh tegaknya Al-Qur'an menurut sunah Muhammad.  


Mari kita  tengok masa sejarah ketiga, yakni setelah Nabi Muhammad wafat.  

Berbagai pertentangan mulai muncul kepermukaan, saling kejar-mengejar dalam rangka memenuhi rangsangan Yahudi. Muncullah Muawiyah bin Abu Sufyan yang diperkuat oleh Marwan bin Hakam dan Amr bin Ash memanfaatkan issue terbunuhnya Usman bin Arfan menjadi sentimen politik guna menggiring Bani Umayah ke arah memenuhi tujuan pribadinya berhadapan dengan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah resmi yang dibai’at oleh umat Islam di kala itu.

Pertentangan meningkat menjadi pertumpahan darah, dalam satu kesempatan perundingan, dengan liciknya Amr bin Ash (wakil Muawiyah) memperdaya Abu Musa al-As’ari (wakil Ali bin Abi Thalib), akibatnya terpecah belahnya kekuatan pendukung Ali bin Abi Thalib. Sebagian memisahkan diri dan menamakan dirinya golongan Khawarij, yang kelak melakukan satu rencana jahat membunuh Ali bin Abi Thalib, membunuh Muawiyah dan sekaligus membunuh Amr bin Ash. Ali bin Abi Thalib berhasil dibunuh oleh kaum Khawarij, sementara Muawiyah dan Amr bin Ash lolos dari usaha pembunuhan.

Muawiyah bin Abu Sufyan menjadi tidak ada saingan sehingga kekuasaannya semakin tidak terhalangi lagi. Dipihak lain golongan Khawarij terus menerus melakukan berbagai propokasi politik, antara lain memojokkan Muawiyah dengan pernyataan bahwa Muawiyah sudah tidak ber-Iman karena gerak hidupnya sudah tidak lagi mencerminkan perujudan Al-Qur’an menurut sunnah Rasul. Dalam menghadapi propokasi ini Muawiyah mendirikan Partai Murji’ah yang kemudian mengeluarkan fatwa bahwa persoalan Iman adalah persoalan hati, manusia tidak bisa mengetahui Iman seseorang kecuali nanti di Akhirat,  inilah pertama kalinya Iman sebagai Pandangan dan Sikap Hidup digeser secara formal menjadi Iman sama dengan Percaya.

Muawiyah telah membikin terhadap Al-Quran menurut sunnah Muhammad, seperti Paul telah membikin tentang Yesus terhadap Injil menurut sunnah Isa, seperti Talmud telah membikin terhadap Taurat menurut sunnah Musa, satu penafsiran menurut diri sendiri dari satu pedoman hidup ajaran Allah.   

Muawiyah menggusur Arab Quraisy pengikut-pengikut Al-Qur’an yang lemah imannya ke dalam Dinasti Umayah, seperti Paul menggusur Bani Israil pengikut-pengikut Injil yang lemah imannya kedalam gereja yang bersifat militan. 

Akibat permainan Yahudi, yaitu disusupkannya seorang gadis Yahudi menjadi sekretaris kemudian menjadi istri Muawiyah, ibukota pemerintahan dipindahkan dari Madinah ke Damaskus (Pelabuhan International dan Kota Dagang di jaman itu), sehingga Muawiyah menempati “Tol Dunia” (lihat kembali garis sosiologis ekonomis dunia, menurut Prayudi Atmosudirjo). Maka menyebarlah ke seluruh penjuru dunia Al-Qur'an menurut sunnah Syayatin oleh pedagang-pedagang eksport-import yang didukung Penguasa. Ujungnya setelah terkumpul duit, sudah ada modal untuk berperang, mulailah dia menyerang ke timur, Islamisme dijadikan alat perang oleh Muawiyah. Dia taklukkan Persia, dari Persia menaklukkan India, kemudian masuk ke Banglades, dari Banglades masuk ke Indonesia.

Maka sejarah membuktikan bahwa sebelum Al-Qur’an menurut sunnah Rasul menginjakkan kaki keluar dari jajirah Arab sudah disunat oleh Muawiyah. Ingat kembali bahwa sebelum Al-Qur’an menurut sunnah Rasul turun tafsirnya sudah diajarkan oleh Yahudi kepada orang-orang Arab Jahiliyah.

Tafsir itulah yang dibawa oleh pasukan dagang Muawiyah ke penjuru dunia. Rumusan Islamisme adalah transformasi Al-Qur’an menurut summah Rasul dengan unsur Timur Tengah (Old Testamen versi Hebron) menjadi Zionisme yang berjubah Arabisme. Masuknya Islamisme ke Indonesia dengan Iman sama dengan Percaya, melalui proses adaptasi dan akulturasi proses, membuat sosial piramid bangsa Indonesia yang tadinya 5 (lima) menjadi 6 (enam) tingkat. Berdiri di atasnya adalah Arab.

Ketika Umayah dihancurkan di Timur, dia lari ke Barat dan sampailah ke Andalusia, sampai terkenal selat Jabal Tariq. Sebenarnya adalah si Tariq, yang ditahan sebagai tawanan Umayah, minta melepaskan diri dan terus membantu menyerang ke Andalusia. Sampai ke Andalusia hampir-hampir Perancis jatuh. Namun pasukan Umayah hancur di situ, yang terkenal dalam buku novel Banjir Darah di Sungai Loire

Hancurnya Umayah membangkitkan Revenge of Idea dari Eropah. Terjadilah pembalasan dendam oleh Raja Franca, dia kepung teluk Persi, dan dia uber terus siapa-siapa yang Islamisme, yang Iman sama dengan Percaya, terus diuber ke timur, maka seluruh Asia dan Afrika menjadi jajahan Eropah atas restu Paus. Dengan datangnya Eropah ke Indonesia maka masuklah ke Indonesia Kristenisme. Dengan masuknya Kristenisme ke Indonesia maka sosial piramid bangsa Indonesia yang tadinya 6 (enam) menjadi 7 (tujuh) tingkat. Berdiri di atasnya adalah Eropah. Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun.

Melalui mimbar Dinasti Umayah, yang dilanjutkan oleh dinasti Abbasiyah, Saljuqiyah, dsb, akhirnya Iman sama dengan Percaya berterbangan menjadi alat perang dan menerjang sepenjuru dunia, ibarat badai padang pasir yang meng-arus-kan pasir yang mengamuk dan mendeltakan budaya selama 10 abad lamanya. Sehingga Arab, pasca wafatnya Rasul Muhammad, kembali lagi kepada Dzulumat menurut sunnah Syayathin. Sementara itu ulama-ulama Al-Qur'an menurut sunnah Rasul tetap bertahan di dalam "guha" tidak bisa berbuat banyak. Inilah yang dimaksud Rasullah dalam Hadits-nya sebagai Fase ke-3, kerajaan yang menggigit.


Kondisi saat ini sedang memasuki Fase ke-4, yakni umat Islam bagaikan buih di lautan. Sementara itu ulama-ulama Al-Qur'an menurut sunnah Rasul tetap bertahan di dalam "Guha" tidak bisa berbuat banyak.  Kondisi di akhir jaman ini sudah waktunya ulama-ulama Al-Qur'an menurut sunnah Rasul keluar dari dalam "Guha" dan turun gunung membawa umat manusia untuk KEMBALI KE AL-QUR'AN MENURUT SUNNAH RASUL, menuju Fase ke-5, kurun kedua Nabi Muhammad.

Bersambung ke Part-7.
Kembali ke Part-1