Pada tulisan Kembali ke Al-Qur'an Menurut Sunnah Rasul Part-4 telah disampaikan bahwa Golongan intelektual Arab Jahiliyah hingga abad ke-6 M, menjelang nabi Muhammad lahir, mereka sudah menjadi Idealisme Plato, yang memperoleh Ilmu dari Yahudi. Dengan demikian maka golongan intelektual Arab Jahiliyah yang sudah ber-orientasi Old Testamen versi Hebron adalah pangkalan asing Yahudi untuk membom dari dalam Al-Qur’an menurut sunnah Rasul, menjadi kadzaba wa tawala menurut sunnah Syayatin. Dengan demikian maka Al-Qur’an menurut sunnah Rasul belum turun di Jazirah Arab, tetapi tafsirnya sudah lebih dulu dibuat dan diajarkan oleh Yahudi kepada orang-orang Arab Jahiliyah, yaitu Old Testamen versi Hebron.


Mari kita tengok masa sejarah kedua, yakni masa saat Nabi Muhammad hidup. 

Adanya Yessiva yang kedua di sebelah utara Mekah menyebabkan gusar Imperium Romawi, yang kemudian menyerbu ke Mekah dibawah pimpinan Abrahah. Tahun dimana peristiwa ini terjadi dikenal sebagai Tahun Gajah, pada tahun inilah Nabi Muhammad dilahirkan. Tahun 570 M.

Selanjutnya pada tanggal 17 Ramadhan tahun 40 Tahun Gajah (tahun 610 Masehi) turunlah wahyu yang pertama kepada Muhammad, sekaligus pengangkatan Muhammad sebagai Rasulullah. Begitu seterusnya Allah menurunkan Al-Qur’an menurut sunnah Rasul-Nya, sehingga setelah kurang lebih 23 tahun Al-Qur’an menurut sunnah Rasul menjadi lengkap seperti sekarang ini.

Sebaliknya Romawi (Blok Barat) lawan Persia Baru (Blok Timur) hanyalah boneka atau keledai komidi Yahudi Diaspora, yang berjingrak-jingrak di malam hari. Satu kesatuan konstitusional tetapi hatinya pecah belah. Munculnya Al-Qur’an menurut sunnah Muhammad mengakibatkan hancurnya Dzulumat Romawi (Blok Barat) dan Persia Baru (Blok Timur).

Nabi Muhammad adalah DZULQARNAIN yaitu penguasa dua kurun seperti ditegaskan di dalam salah satu haditsnya, "Se-indah-indah-nya Kurun adalah kurun-Ku dan kurun sesudah-Ku kelak". Jika di kurun pertama ditandai dengan hancurnya Blok Barat Romawi dan Blok Timur Persia Baru, bisa jadi di kurun kedua akan ditandai dengan hancurnya Blok Barat Amerika Serikat dan Blok Timur China. Abad 21 ini tanda-tanda menuju ke arah itu semakin banyak bermunculan. Allahu a'lam.

فتح مكة

Pembebasan Mekkah (Fathu Makkah) merupakan peristiwa yang terjadi pada tahun 630 M tepatnya pada tanggal 10 Romadhon 8 H, di mana Nabi Muhammad SAW beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Mekkah, dan kemudian menguasai Mekkah secara keseluruhan tanpa pertumpahan darah sedikitpun, sekaligus menghancurkan berhala yang ditempatkan di dalam dan sekitar Ka'bah.

Pada tahun 628 M, musyrikin Quraisy dari Makkah dan Muslim dari Madinah menandatangani Perjanjian Hudaybiyah. Hubungan yang lebih baik terjadi antara Mekkah dan Madinah setelah penandatanganan Perjanjian Hudaybiyah itu.  Kemudian gencatan senjata dirusak oleh Quraisy, dengan sekutunya Bani Bakr, menyerang Bani Khuza'ah yang merupakan sekutu Muslim.  Pada saat itu musyrikin Quraisy ikut membantu Bani Bakr, padahal bersadasarkan kesepakatan damai dalam perjanjian tersebut di mana Bani Khuza'ah telah bergabung ikut dengan Nabi Muhammad saw, sedangkan Bani Bakr bergabung dengan musyrikin Quraisy.

Abu Sufyan, kepala suku Quraisy di Mekkah, pergi ke Madinah untuk memperbaiki perjanjian yang telah dirusak itu, tetapi nabi Muhammad SAW menolak.  Abu Sufyan pun pulang dengan tangan kosong. Sekitar 10.000 orang pasukan Muslim pergi ke Mekkah yang segera menyerah dengan damai. Nabi Muhammad bermurah hati kepada pihak Mekkah dengan tidak melakukan pertumpahan darah sedikitpun. Namun hukuman mati ditetapkan pada 17 orang Mekkah atas kejahatan mereka terhadap orang Muslim, meskipun pada akhirnya beberapa di antaranya diampuni.

Peristiwa Fathu Mekkah ini diabadikan dalam Al-Qur'an surat An- Nasr/110 ayat 1-3.


Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk Dien Allah. Maka bertashbihlah (Subhanallah) dengan memuji Rab-mu (Alhamdulillah), dan mohonlah ampunan kepada-Nya (Astaghfirullah al 'Azhim), sungguh Dia Maha Penerima Tobat.

Subhanallah walhamdulillah sebagai bentuk syukur atas kemenangan Fathu Makkah. Semua itu terjadi atas pertolongan Allah. Astaghfirullah al 'Azhim bentuk permohonan ampunan kepada Allah, karena Pembebasan Makkah ini juga mengandung potensi bahaya besar.

Kaum musyrikin Quraisy adalah golongan intelektual Arab Jahiliyah yang sudah ber-orientasi Old Testamen versi Hebron yang di ajarkan oleh Yahudi sebelum Nabi Muhammad lahir. Kaum musyrikin Quraisy ini digambarkan oleh Allah dalam Al-Qur'an bukan sebagai al-Insan atau al-Mukminun, tetapi sebagai an-Naas yang ber-orientasi Old Testamen versi Hebron. yakni selanjutnya menghasilkan  Al-Qur'an menurut sunnah Syayatin.

Pertanyaannya, "Apakah yang sampai ke diri kita Al-Qur'an menurut sunnah Rasul dari sahabat mukmin yang dibina imannya oleh Rasullah di Madinatul Munawwarah ataukah Al-Qur'an menurut sunnah Syayatin dari kaum musyrikin Quraisy di Makkah yang masuk Dien Allah karena ditaklukkan saat Fathu Makkah???".

Untuk itulah kita diperintah Allah ber-istighfar, Astaghfirullah al 'Azhim, setelah kemenangan itu dan KEMBALI KE AL-QUR'AN MENURUT SUNNAH RASUL.

Demikian selanjutnya kemenangan Al-Qur’an menurut sunnah Rasul kurun pertama selesai sudah pada tahun 632 M. Nabi Muhammad dan Khulafaur Rasyidin serta orang-orang yang benar-benar ber-IMAN sudah wafat meninggalkan warisan Iman ialah pandangan dan Sikap Hidup. Kemudian selera massa dikala itu berubah kembali ke arah ajaran Yahudi yang sudah lama terpendam oleh tegaknya Al-Qur'an menurut sunah Muhammad.  Bersambung ke Part-6